Gaza City, Palestina — Ketegangan di Jalur Gaza kembali memuncak setelah serangan udara besar-besaran dilancarkan oleh militer Israel pada Jumat malam (11/7), menyusul serangan roket oleh kelompok Hamas dan Jihad Islam. Bentrokan yang telah berlangsung selama sepekan ini menewaskan sedikitnya 43 orang, mayoritas warga sipil termasuk anak-anak, dan menyebabkan ratusan lainnya luka-luka.
Serangan Udara Intensif
Menurut laporan otoritas kesehatan Palestina, Israel meluncurkan lebih dari 25 serangan udara di berbagai titik di Gaza, termasuk wilayah pemukiman padat penduduk seperti Khan Younis dan Jabalia. Ledakan besar terdengar sepanjang malam, menghancurkan bangunan dan menyebabkan kebakaran besar.
Militer Israel menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan “fasilitas penyimpanan senjata dan terowongan milik kelompok militan”. Namun, kelompok HAM internasional menyoroti bahwa banyak korban merupakan warga sipil yang tak memiliki hubungan langsung dengan kelompok bersenjata.
Respons Hamas dan Serangan Balasan
Hamas, melalui juru bicaranya, mengklaim bahwa serangan roket yang mereka luncurkan ke kota-kota selatan Israel merupakan “respon atas blokade ekonomi dan penodaan tempat suci”. Beberapa roket menghantam wilayah Ashkelon dan Sderot, menyebabkan 3 warga Israel terluka dan memicu pengungsian massal.
Iron Dome, sistem pertahanan rudal Israel, berhasil mencegat sebagian besar serangan, tetapi ketegangan terus meningkat.
Krisis Kemanusiaan Memburuk
PBB menyatakan keprihatinan serius atas eskalasi yang cepat ini. Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, menyerukan segera dilakukan gencatan senjata kemanusiaan, terutama untuk memberi waktu tim medis mengevakuasi korban dan mengirimkan bantuan.
“Gaza saat ini berada di ambang bencana kemanusiaan,” tegasnya. Listrik dan air bersih terbatas, serta banyak rumah sakit yang tak lagi bisa menerima pasien karena kerusakan dan kelebihan kapasitas.
Upaya Diplomatik Masih Mandek
Meski Mesir, Qatar, dan PBB berupaya memediasi, kedua belah pihak masih bersikukuh pada posisinya. Pemerintah Israel menegaskan tidak akan berhenti sampai “kapabilitas militan dilumpuhkan”, sementara Hamas menyatakan siap menghadapi “agresi zionis”.
Sejumlah negara seperti Turki, Iran, dan Malaysia mengecam keras serangan Israel dan menyerukan solidaritas untuk Palestina. Sementara AS dan negara-negara Barat menyerukan “de-eskalasi kedua pihak”.