
Bandung, 9 Agustus 2025 – Setelah puluhan tahun tercemar berat, Sungai Citarum yang pernah dijuluki salah satu sungai terkotor di dunia kini mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Warga di sejumlah titik aliran sungai melaporkan kembali ditemukannya ikan-ikan liar, termasuk mujair, nila, dan gabus, yang sudah lama menghilang dari habitat tersebut.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Bambang Setyawan, mengatakan bahwa perbaikan kualitas air ini merupakan hasil program Citarum Harum yang telah berjalan sejak 2018. “Tingkat pencemaran organik dan logam berat turun signifikan, sehingga ekosistem perairan mulai kembali normal,” ujarnya.
Upaya rehabilitasi dilakukan melalui pembersihan sampah, pengendalian limbah industri, penataan permukiman di bantaran sungai, dan penanaman pohon di daerah aliran sungai. Lebih dari 12.000 ton sampah telah diangkut sejak awal program, dan 300 pabrik telah memasang instalasi pengolahan air limbah sesuai standar.
Warga Desa Bojongsoang, Asep Rahmat, mengaku terkejut saat melihat ikan kembali muncul di sungai. “Dulu airnya hitam dan bau, sekarang sudah mulai jernih. Anak-anak bahkan bisa memancing di tepian,” katanya dengan senyum lebar.
Dinas Perikanan Jawa Barat mulai melakukan restocking ikan endemik sebagai bagian dari pemulihan ekosistem. Langkah ini diharapkan dapat menyeimbangkan rantai makanan dan menghidupkan kembali mata pencaharian nelayan sungai.
Pengamat lingkungan, Dian Pramudita, mengingatkan bahwa meski ada kemajuan, tantangan tetap besar. “Kita harus memastikan pengawasan limbah industri dan perilaku masyarakat tetap konsisten, agar pencemaran tidak kembali terjadi,” jelasnya.
Pemerintah provinsi berencana menjadikan Citarum sebagai destinasi wisata air dalam beberapa tahun ke depan, memanfaatkan keindahan alam dan potensi ekonomi yang mulai bangkit.